Inilah Komentar Netizen atas Program Seragam Sekolah Gratis Pemprov Kalteng

SAMPIT-Program seragam gratis bagi siswa baru tingkat SLTA menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Program yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng itu rencananya akan dimulai pada awal tahun ajaran baru tahun ini.
Kendati demikian, program tersebut menuai kontra di tengah-tengah masyarakat. Hal itu terbukti pada salah satu postingan media sosial Facebook Sampit Tumbur pada Selasa (1/7/2025) yang dibanjiri komentar pro dan kontra para warganet usai memposting berita tentang program seragam gratis tersebut.
Sebagian netizen menyambut baik program ini. Hal itu karena para orang tua tidak lagi repot memikirkan uang untuk membeli seragam sekolah.
“mudahanja bujurlah takurang jua keponakanku mengeluarkan biaya hndk masuk SMA,” tulis akun Yunita Indra Jaya.
Hal senada juga dikatakan akun Winda Yanti. Ia berharap program tersebut benar-benar berjalan, sehingga meringankan beban orang tua untuk sekolah anak. “mudahanja bujurlah takurang jua keponakanku mengeluarkan biaya hndk masuk SMA,” tulisnya.
Berbeda dengan netizen sebelumnya, akun Nindi Olshopp Pky menilai pengadaan seragam abu-abu gratis bagi siswa baru akan menyulitkan pihak orang tua untuk mencari seragam lain seperti batik dan olahraga. Dirinya menilai jika seragam digratiskan, maka sekolah tidak lagi menyediakan seragam batik dan olahraga.
“Gratis=skolah tidak lagi nyediakan segment batik dan olga, para org tua hrus ksna kmari nyari sgram batik dan olga yg sama, Ribet banget jdi nya, mnding bayar aja biar gak ribet gak bikin cape. Kalian jgn nyinyir (lu si enak mampu lah yg gak mampu kan gak bisa bayar)Aku bukan nya mampu, lebih tepat nya sudah mempersiapkan biaya untuk kebutuhan anak skolah dari jauh2 hari, nabung sdkit demi sdkt,” katanya.
Hal itu juga didukung oleh komentar netizen Feni Rose yang setuju dengan pendapat tersebut. Menurutnya, ia tidak keberatan jika harus membeli seragam sekolah selama harga yang diberikan masih standar.
“@Nindy Olshopp Pky iya bun jadi ribet klau sragam batik ma olahraga nyari sendiri. Gpp beli di skolah yg pnting harga standar aja. Sama bun ku jg orang biasa aj..nbung sedikit demi sedikit mempersiapkan biaya nya. Itu dari satutahun msih di klas 6 SD,” ujarnya.
Sementara itu, akun Ayu Permatasari menyindir pengeluaran lain di luar biaya seragam. “Iih baju sekolah gratis, tapi buku Nebus gasan setahun ?,” sebutnya.
Hal yang sama juga diungkapkan akun Cikgu Yan. “Bujur ae sekolah gratis liat z kna tu da z bayar ni lah bayar itu lah?,” sebutnya.
Meski banyak menuai pro dan kontra, sebagian besar netizen berharap program tersebut benar-benar direalisasikan. Tak hanya di wilayah kota, namun juga sampai ke pelosok.
“Jangan omongannya aja,, buktikan sampai ke pelosok-pelosok kampung,” tulis akun Ijan Ahmad.(mif)