Kasus Guru Cabul Merembet ke SMPN 19, Walikota Tangerang Didesak Turun Gunung: Pengawas Jangan Cuma Ngopi!

Kasus guru cabul kembali terjadi di Tangerang (SMPN 19). Pemerhati sosial desak Walikota copot pejabat lalai dan sindir pengawas sekolah yang cuma ngopi.

Kasus Guru Cabul Merembet ke SMPN 19, Walikota Tangerang Didesak Turun Gunung: Pengawas Jangan Cuma Ngopi!

KOTA TANGERANG, wibta.com – Munculnya dugaan kasus pencabulan oleh oknum guru di SMPN 19 Kota Tangerang, tak lama setelah kasus serupa di SMPN 23, memicu reaksi keras publik.

Rentetan kejadian ini dinilai sebagai bukti gagalnya sistem pengawasan Dinas Pendidikan (Dindik) setempat.

Pemerhati Sosial, Puji Rahman Hakim, mendesak Wali Kota Tangerang segera mengambil alih kendali penanganan kasus ini.

Menurutnya, langkah Plt Kepala Dinas Pendidikan sejauh ini belum cukup efektif meredam situasi dan memutus mata rantai kekerasan seksual di sekolah.

“Terjadinya dua kasus dalam waktu berdekatan menunjukkan pengawasan tidak berjalan ketat. Masalah yang melibatkan anak butuh keputusan pasti. Wali Kota perlu turun tangan karena Plt Kadisdik belum menunjukkan kemampuan mengendalikan kondisi,” tegas Puji, Kamis (4/12/2025).

Puji menyoroti kinerja Pengawas Sekolah yang dinilai lemah dan hanya formalitas. Ia meminta para pengawas tidak hanya datang ke sekolah untuk menggugurkan kewajiban administrasi tanpa melakukan pengecekan mendalam terhadap perilaku pendidik dan keamanan siswa.

“Pengawas sekolah harus benar-benar bekerja. Jangan datang hanya untuk formalitas, duduk sebentar, ngopi lalu pulang. Sekolah membutuhkan pengawas yang aktif, bukan sekadar hadir cari uang transport," kritiknya pedas.

Sebagai bentuk tanggung jawab moral dan manajerial, Puji menyarankan adanya evaluasi struktural besar-besaran.

Ia mendorong Wali Kota untuk tidak ragu melakukan mutasi pejabat terkait jika terbukti lalai melakukan pembinaan.

“Jika dibutuhkan, mutasi Kepala Sekolah dan Kepala Bidang (Kabid) terkait perlu dilakukan. Semua celah harus diperiksa ulang. Apa yang kurang, siapa yang tidak menjalankan tugas, semuanya harus jelas,” ujarnya.

Selain penindakan, Puji juga menekankan pentingnya pelibatan orang tua dalam skema pencegahan. Menurutnya, sekolah tidak bisa bekerja sendirian.

Forum komunikasi antara sekolah dan wali murid harus diaktifkan kembali untuk mendeteksi potensi penyimpangan sejak dini.

“Turun tangannya Wali Kota merupakan solusi paling relevan saat ini untuk mengembalikan rasa aman di lingkungan sekolah dan memulihkan kepercayaan masyarakat,” tutup Puji.***